Penyakit
grave
Definisi
Penyakit Graves adalah kondisi medis yang ditandai
dengan kadar hormon tiroid yang berlebihan akibat produksi berlebihan oleh
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin yang
terletak di bawah pita suara yang berperan dalam menghasilkan hormon, seperti
tiroid. Hormon tiroid membantu mengatur metabolisme tubuh, yang oleh karenanya
membantu mengatur suasana hati, berat badan dan kadar energi. Normalnya,
kelenjar hipofise menghasilkan suatu stimulating hormone, yang merangsang
kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroid. Pada penyakit Graves, tubuh
menghasilkan antibodi yang menyerang sel-sel yang sehat dari kelenjar tiroid.
Antibodi-antibodi ini juga meniru kerja dari stimulating hormone yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofise, menyebabkan sekresi berlebihan dari hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid. Penderita penyakit Graves dapat menunjukkan gejala, seperti
rasa cemas, lekas marah, rasa lelah, kehilangan berat badan yang tidak
diharapkan dan bahkan penonjolan bola mata. Kondisi ini sering pada wanita,
terutama yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Perokok juga memiliki risiko
tinggi dari penyakit Graves. Meskipun kondisi ini secara umum tidak mengancam
jiwa, penanganan diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup karena jumlah
berlebihan dari hormon tiroid di dalam tubuh dapat mempengarhui suasana hati
dan bahkan dapat menyebabkan depreso pada kasus berat.
Penyakit Graves adalah nama dari Robert
J. Graves untuk dokter yang pertama kali menggambarkannya di Irlandia. Dia yang
pertama mengidentifikasi gejala-gejala goiter, palpitasi dan exopthalmus pada
tahun 1835. Penyakit ini juga disebut sebagai penyakit Basedow yang dinamai
oleh Adolph Jerman Karl van Basedow, pada tahun 1840. Dia tidak tahu bahwa Graves
telah menggambarkan penyakit yang sama beberapa tahun sebelumnya. Istilah penyakit Basedow
ini lebih sering digunakan di benua Eropa, jika di Amerika, ini disebut penyakit
Graves.1,2,4
Saat ini diidentifikasi adanya antibodi
IgG sebagai thryoid stimulating antibodies pada penderita Graves’
hipertiroidisme yang berikatan dan mengaktifkan reseptor tirotropin pada sel
tiroid yang menginduksi sintesa dan pelepasan hormon tiroid. Beberapa penulis
mengatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh multifaktor antara genetik,
endogen dan faktor lingkungan.
Gejala
klinik
Penyakit
Graves umumnya ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid/ struma difus,
disertai tanda dan gejala tirotoksikosis dan seringkali juga disertai
oftalmopati (terutama eksoftalmus) dan kadang-kadang dengan dermopati.
Manifestasi kardiovaskular pada tirotoksikosis merupakan gejala paling menonjol
dan merupakan karakteristik gejala dan tanda tirotoksikosis. (1,2,3)
Gejala
tirotoksikosis yang sering ditemukan:
·
Hiperaktivitas, iritabilitas
·
Palpitasi
·
Tidak tahan panas dan keringat
berlebih
·
Mudah lelah
·
Berat badan turun meskipun makan
banyak
·
Buang air besar lebih sering
·
Oligomenore atau amenore dengan
libido berkurang
Tanda
tirotoksikosis yang sering ditemukan:
· Takikardi, fibrilasi atrial
· Tremor halus, refleks meningkat
· Kulit hangat dan basah
· Rambut rontok
Pada
pasien dengan usia yang lebih tua, sering tanda dan gejala khas tersebut tidak
muncul akibat respons tubuh terhadap peningkatan hormon tiroid menurun. Gejala
yang dominan pada usia tua adalah penurunan berat badan, fibrilasi atrial, dan
gagal jantung kongestif.(4)
Oftalmopati
pada penyakit Graves ditandai dengan adanya edema dan inflamasi otot-otot
ekstraokular dan meningkatnya jaringan ikat dan lemak orbita. Peningkatan
volume jaringan retrobulber memberikan kontribusi besar terhadap manifestasi
klinis oftalmopati Graves.(2)
Mekanisme
kelainan mata pada penyakit Graves sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Tetapi mengingat hubungan yang erat antara penyakit Graves dengan
oftalmopati, diduga keduanya berasal dari respons autoimun terhadap satu atau
lebih antigen di kelenjar tiroid atau orbita. Sebagian peneliti melaporkan
bahwa reseptor TSH-lah yang menjadi antigen dari respons autoimun keduanya.
Tetapi sebagian yang lain melaporkan adanya antigen lain di orbita yang
berperan dalam mekanisme terjadinya oftalmopati, sehingga dikatakan bahwa
penyakit Graves dan oftalmopati Graves merupakan penyakit autoimun yang
masing-masing berdiri sendiri. Oleh karena itu kelainan mata pada penyakit
Graves dapat timbul mendahului, atau bersamaan, atau bahkan kemudian setelah
penyakit Graves-nya membaik.
Diagnosa
Dokter kadang-kadang dapat mendiagnosa penyakit Graves
hanya berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat medis.8 Hipertiroidisme penyakit Graves menyebabkan berbagai
gejala. Diagnosis Graves’ dapat ditegakkan
apabila didapatkan hipertiroid yang disertai exopthalmus. 3 Tanda
lainnya yang merupakan diagnosis penyakit Graves’ adalah pretibial myxedema, gangguan kulit
yang langka dengan tingkat terjadinya 1-4% , yang menyebabkan kental, kulit
kemerahan pada kaki bagian bawah. Jenis
gondok
(pembesaran kelenjar tiroid) yaitu dari jenis difus (yaitu, menyebar ke seluruh
kelenjar). Fenomena ini juga terjadi dengan penyebab lain dari hipertiroidisme,
meskipun penyakit Graves adalah penyebab paling umum dari gondok menyebar.
Sebuah gondok besar akan terlihat oleh mata telanjang, tapi gondok yang lebih
kecil mungkin hanya diketahui dengan pemeriksaan fisik. Pada kesempatan itu, gondok tidak terdeteksi secara klinis tetapi dapat dilihat hanya dengan
CT atau pemeriksaan USG tiroid.1
Pemeriksaan
laboratoruim
Untuk
dapat memahami hasil-hasil laboratorium pada penyakit Graves dan
hipertiroidisme umumnya, perlu mengetahui mekanisme umpan balik pada hubungan
(axis) antara kelenjar hipofisis dan kelenjar tiroid. Dalam keadaan normal,
kadar hormon tiroid perifer, seperti L-tiroksin (T-4) dan tri-iodo-tironin
(T-3) berada dalam keseimbangan dengan thyrotropin stimulating hormone (TSH).
Artinya, bila T-3 dan T-4 rendah, maka produksi TSH akan meningkat dan
sebaliknya ketika kadar hormon tiroid tinggi, maka produksi TSH akan menurun.
Pada
penyakit Graves, adanya antibodi terhadap reseptor TSH di membran sel folikel
tiroid, menyebabkan perangsangan produksi hormon tiroid secara terus menerus,
sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi. Kadar hormon tiroid yang tinggi
ini menekan produksi TSH di kelenjar hipofisis, sehingga kadar TSH menjadi
rendah dan bahkan kadang-kadang tidak terdeteksi. Pemeriksaan TSH generasi
kedua merupakan pemeriksaan penyaring paling sensitif terhadap hipertiroidisme,
oleh karena itu disebut TSH sensitive (TSHs), karena dapat mendeteksi kadar TSH
sampai angka mendekati 0,05mIU/L. Untuk konfirmasi diagnostik, dapat diperiksa
kadar T-4 bebas (free T-4/FT-4).(1,2,3)
Pemeriksaan
Penunjang Lain
Pemeriksaan penunjang lain seperti pencitraan
(scan dan USG tiroid) untuk menegakkan diagnosis penyakit Graves jarang diperlukan,
kecuali scan tiroid pada tes supresi tiroksin
0 comments:
Post a Comment